Welcome To My Blog
Powered By Blogger

Wednesday, December 28, 2011

Menumbuhkan Rasa Percaya Diri

      Menumbuhkan rasa percaya diri adalah hal yang penting, di dunia yang canggih seperti sekarang ini jika tak memiliki rasa percaya diri yang tinggi, maka Kita bisa terombang - ambing namun sobat, yakinlah bahwa Kita juga bisa ada beberepa tips untuk menumbuhkan rasa percaya diri :
1. Percaya Diri Kita Sendiri

Paling utama dan utama adalah mempercayai diri kita bahwa kita ini bisa dan dapat melakukannya. Ini adalah hal yang paling mendasar namun jika kita percaya diri kita bisa maka otakpun akan merespons demikian

2. Duduklah Selalu Di Barisan Paling Depan

Di mana pun anda berada, di kampus, di pertemuan kantor, seminar tentang kiat-kiat sukses, pengajian, arisan, dan di mana-mana. Ambillah selalu tempat yang paling depan. Jangan malu untuk menjadi sedikit mencolok dari yang lainnya. Sebab kebanyakan orang merasa kurang percaya diri untuk tampil mencolok. Tapi ingat, tidak ada yang tak mencolok sehubungan dengan kesuksesan.

3. Tenang dan Selalu berpikir Positif

Jika anda sedang dalam kondisi pesimis, tegang atau sebagainya berusahalah Anda untuk tetap tenang dan selalu berpikir anda itu bisa orang lain bisa anda juga pasti bisa, ingatlah sesuatu yang membuat anda tenang.

4. Berjalan 
Berjalan lebih cepat terbukti mampu menumbuhkan rasa percaya diri kita dengan sangat ampuh. Gunakan teknik berjalan 25 persen lebih cepat untuk mengembangkan kepercayaan diri. Tegakkan bahu, angkat kepala, bergerak maju sedikit lebih cepat dan rasakan kepercayaan diri anda berkembang.

5. Banyak Berbicara Di Depan Umum
Belajarlah sedikit demi sedikit untuk berbicara di depan umum sehari minimal satu orang karena ini akan menumbuhkan kepercayaan diri anda. Anda memerlukan teman dan tempat untuk berbicara untuk mengeluarkan pemikiran yang kreatif.

6. Tersenyum
Tersenyum itu membuat ketegangan otot - otot kita menurun karena itu tersenyumlah akan selalu tampak muda

7. Doa
Yang terakhir Kita harus selalu berdoa kepada sang Khaliq yang selalu memberikan kemudahan dalam menghadapi segala urusan.


»»  READMORE... Jagat Raya: December 2011

Wednesday, December 21, 2011

Kejujuran Itu Mahal

      Perjalanan hidup memang sangatlah berat dari hari ke hari kita lalui seperti ini. Terkadang Kita sering lupa pada-Nya dan terkadang kita juga ingat pada-Nya . Inilah hidup yang terkadang membutakan mata tak tahu kapan Kita akan mati, hari ini, esok, atau mungkin sekarang? namun yang terpenting adalah kita mengetahui bahwa kehidupan ini sangatlah berharga dan Kita hanya punya kesempatan satu kali untuk memperbaiki hidup ini. Hidup akan indah dengan kejujuran, karena kejujuran akan mengantarkan Kita pada kebahagiaan.


     Mencoba untuk jujur itu sangat sulit, karena kejujuran itu tak bisa ditebak dari bentuk fisik seseorang, tapi dilihat dari hati seseorang sedangkan hati itu hanya Allah SWT yang tahu . Penting Kita ketahui bahwa sedikit sekali di zaman ini orang - orang yang jujur. Kejujuran merupakan hal yang sangat mahal  bagi diri Kita. Banyak orang yang rela melepaskan kejujuran Mereka demi untuk mendapatkan harta benda yang sangat sementara didunia ini.
      Berbuat jujur dapat membuat orang bahagia, orang jujur tidak akan pernah menderita dan akan selalu tenang dalam hidupnya karena kejujuran membawa kebahagian . Tolak ukur kebahagian tidak bisa ketahui, belum tentu jika orang yang banyak harta akan bahagian dan siapa yang tahu bahwa orang yang miskin tapi dia jujur dan selalu bersyukur Dia jauh lebih bahagia, ini membuktikan bahwa kenapa justru lebih banyak orang miskin di surga dari pada orang kaya karena mereka bersyukur dengan apa yang Dia miliki.
      Penting Kita ingat kebahagian didapat dari kejujuran dan kejujuran didapat dari apa Kita mesyukuri sesuatu. Bersyukurlah sobat jika Kita orang jujur karena orang jujur itu sulit ditemukan dan yang paling penting kejujuran itu sangatlah mahal. Berbuat jujurlah pada diri sendiri agar hati menjadi tenang .
»»  READMORE... Jagat Raya: December 2011

Saturday, December 17, 2011

Ilmu itu Asyik Apa Benar ????

Sobatku apa yang akan kalian pikirkan jika sudah berbicara tentang ilmu ???? hmm apa ya mungkin kita bisa mengatakan ah that's so boring mungkin, tapi sobat dibalik itu semua ilmu itu benar - benar indah, believe it or not that is true ? . Sob tahukah kamu ??? apa ya broO, ketika Nabi Sulaiman ditanya oleh Allah, " Wahai Sulaiman apa yang kamu pilih dari ketiga hal berikut: ilmu, kekuasaan ( raja ) atau harta ? Nabi Sulaiman dengan tengan menjawab hamba memilih ilmu".

Ko pilih ilmu sih ? jawabannya sangat mudah sebab dengan ilmu lah kita bisa mendapatkan kebahagian dunia dan akherat, ilmu itu mempunyai kekuatan yang luar biasa selain dicintai oleh Allah orang- orang berilmu juga dicintai oleh manusia sungguh ????. Benar sobat bukankah kita bisa berbuat seperti sekarang, menggunakan peralatan yang kita gunakan sekarang itu karena ilmu.... Bukankah itu bukti nyata bahwa Ilmu benar - benar penting.
Sobat tidakkah kalian ingat jika orang - orang yang diingat itu bukankah raja penguasa yang besar dan kaya melainkan orang yang mempunyai ilmu, Renungkanlah Sobat
»»  READMORE... Jagat Raya: December 2011

Saturday, December 3, 2011

HUKUM MENYENTUH AL-QURAN TANPA WUDUK

Pertama: Ijma’ fuqaha’ menetapkan harus membaca alQur’an tanpa wudhu‘ dan tanpa menyentuh musyhaf, namun berwudhu’ itu lebih afdhal (Imam Syaraf anNawawi, alMajmu’ Jld 2, ms 76)
Kedua: Orang berhadas kecil membaca, menyentuh dan membawa dari musyhaf. Khilaf fiqhi, jumhur (termasuk Syafi’iyah) menegahnya berdasarkan dalil Qur’ani alWaqi’ah:78-79 dan hadis riwayat Malik dan Baihaqi dari Umar bin Hizam.
Para pentahqeeq (penilai semula) terdiri dari pentarjih hadis dan ahli tafsir alQur’an berpendapat orang berhadas kecil dan besar boleh membawa, menyentuh dan membaca alQur’an. Antaranya ialah Imam alHafidz asySyawkani (nailool Awthor, Jld 1), Imam alHafiz Ibn Hajar (Fathul Baari, Jld 1) mereka menggunakan pendapat Ibn Abbas, pentafsir nombor satu alQur’an yg mentafsirkan ayat 79 dalam surah alWaqi’ah yg secara mutlak merujuk kepada Malaikat, kerana ayat 11-16 (S Abasa) dan ayat alBuruj 21-22) memperkuatkan tafsiran ayat 79 (S Waqi’ah) itu adalah Malaikat. Dari pengkaji hadis pula mendapati hadis-hadis yg menegah orang hadas menyentuh alQur’an ada cacatnya.
Seorang pengkaji semula hukum-hukum fiqih dari Saudi, Syaikh Abu Yusof Abd Rahman Abd Samad,as-ilatu thalatah Haulaha al Jadal merumuskan dari perselisihan fuqaha’ ini,. hukum pertengahan ialah Makruh hukumnya orang berhadas menyentuh dan membawa musyhaf.
Dalil setiap pendapat
1. Dalil golongan yang mengatakan haram:
a. Firman Allah Ta’ala dalam Surah al-Waqiah ayat 79:لا يمسه إلا المطهرون(Tidak menyentuhnya kecuali mereka yang suci)
Mereka mengatakan ganti nama nya dalam ayat itu balik kepada al-Qur’an, bukannya Luh Mahfuz.Akan tetapi mereka khilaf pula, apakah yang dimaksudkan dgn al-Mutahharun? Ada yang kata: Orang yang suci dari hadas dan najis. Yang lain pula kata: Suci dari syirik dan kekufuran, iaitu orang-orang mukmin. [sila rujuk Tafsir al-Qurtubi 17/226]
Sebahagian ulama’ berpendapat, ganti nama tersebut balik kepada Luh Mahfuz. Jadi, tak boleh berhujah dgn ayat ini. al-Mutahharun pula adalah para Malaikat yang Allah bersihkan mereka dari tabiat yang negatif dan sifat-sifat yang tercela. Ayat ini sebenarnya satu penafian dan penolakan kepada hujah golongan musyrikin yang mendakwa Syaitanlah yang telah menurunkan kitab al-Qur’an ini. Sila rujuk ayat 210-212 surah al-Syu’ara’.Antara hujah yang menyokong pendapat ini -sebagaimana yang disebut oleh Qatadah- ialah al-Qur’an boleh dipegang di dunia ini oleh si Majusi dan si Munafiq yang dianggap najis, sedangkan al-Qur’an kata, ia tidak dipegang kecuali oleh mereka yang suci. [sila rujuk Tafsir al-Tabari 17/226]
al-Alusi menyebut di dalam tafsirnya Ruhul Ma’ani (27/155): Imam Sayuti menyebut di dalam kitab al-Ahkam: Imam Syafie berdalilkan ayat ini dgn mengatakan orang yang berhadas tidak boleh memegang al-Qur’an. Ini adalah pilihan yang zahir dari ayat ini. Akan tetapi oleh kerana ada ihtimal/kemungkinan ganti nama boleh balik kepada Qur’an dan juga kepada Luh Mahfuz, dan maksud al-Mutahharun ialah Malaikat al-Muqarrabun, kebanyakan ulama’ yang berkata haram berpindah kepada beristidlal dgn hadis.
Manakala Ibn Rusyd pula berkata (Bidayatul Mujtahid 1/42): Sebab khilaf ialah perkataan al-Mutahharun boleh membawa makna manusia dan juga malaikat, di samping ayat ini juga boleh jadi suatu perkhabaran yang bermaksud larangan dan juga boleh jadi perkhabaran semata-mata.
b. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Muwatta’, dari Abdullah bin Abu Bakar bin Hazmi, bahawa dalam kitab yang ditulis oleh Rasulullah s.a.w kepada ‘Amru bin Hazmi terdapat: أن لا يمس القرآن إلا طاهر (bahawa tidak boleh memegang al-Qur’an kecuali orang yang suci) [Muwatta' 141].
Hadis ini merupakan petikan dari kitab yang ditulis oleh Nabi kepada ‘Amru bin Hazmi di Yaman. Kitab ini berada bersama kaum keluarga beliau selepas kematiannya. al-Daruqutni dan al-Hakim pula meriwayatkan bahawa Umar bin Abdul Aziz telah menghantar wakil ke Madinah untuk mencari sesuatu petunjuk sunnah Nabi dalam bab zakat dan wakilnya itu telah menjumpai kitab ini dalam simpanan keturunan ‘Amru bin Hazmi [lihat komentar Syeikh Ahmad Syakir dlm kitab al-Muhalla oleh Ibn Hazmi 1/82].
Syeikh Ahmad Syakir menyebut bahawa beliau telah menjumpai hadis ini selengkapnya dalam Mustadrak al-Hakim (1/359, cetakan India) di mana sebahagian darinya terdapat juga di dalam sahih Ibnu Hibban, sunan al-Daruqutni dan sunan al-Nasaie.
Komentar ttg hadis ini ialah sanadnya mursal. Ibnu Abdil Barri berkata: Tiada khilaf dari Imam Malik bahawa hadis ini mursal. Walau bagaimanapun ia diriwayat secara bersanad dari jalan lain yang bagus. Ia adalah sebuah kitab yang masyhur di kalangan ahli sejarah dan terkenal di kalangan ulama’ di mana kemasyhurannya itu menyebabkan ia tidak perlu (dilihat) kepada sanadnya [kata-kata ini dinukil oleh penyunting kitab Muwatta’ ms 141].
Ibnu Kathir menyebut bahawa Abu Daud telah meriwayatkan di dalam kitab al-Marasil dari hadis al-Zuhri bahawa beliau berkata: Aku telah membaca di dalam sahifah Abu Bakar bin Amru bin Hazmi bahawa Rasulullah s.a.w bersabda: Tidak boleh menyentuh al-Qur’an kecuali orang yang suci. Ibnu Kathir berkata: Ini adalah sesuatu yang bagus. Al-Zuhri dll telah membacanya, dan yang seperti ini sepatutnya diambil (dipegang) [Tafsir Ibnu Kathir 6/537].
Hadis ini diriwayatkan secara bersambung sanadnya dari empat orang sahabat, iaitu ‘Amru bin Hazmi, Hakim bin Hizam, Ibnu Umar, dan Uthman bin Abi al-‘As.
Al-Marhum Syeikh Nasiruddin al-Albani [di dalam kitab Irwa’ul Ghalil (1/160-161)] telah menyebut kesemua sanad hadis ini dan kitab-kitab hadis yang mentakhrijnya, kemudian beliau berkata: Sesungguhnya kesemua jalan hadis ini tidak bebas dari unsur dhaif. Akan tetapi dhaifnya itu adalah kecil kerana tiada perawi yang dituduh sebagai pendusta. ‘Illah hadis ini hanya irsal atau hafalan yang kurang baik, dan sebagaimana yang telah ditetapkan di dalam ilmu Mustalahul hadis bahawa setiap jalan periwayatan hadis boleh menguatkan di antara satu sama lain sekiranya tiada rawi yang dituduh pendusta. Ini telah dinyatakan oleh al-Nawawi di dalam Taqribnya dan al-Suyuti di dalam syarahnya. Diri ini menyatakan penerimaan terhadap kesahihan hadis ini, lebih-lebih lagi Imam Ahmad telah berhujah dgn hadis ini. Imam Ishaq bin Rahawaih juga telah mentashihkannya. Ishaq al-Maruzi berkata di dalam kitab Masa’il Imam Ahmad: Aku bertanya Imam Ahmad: Bolehkah seorang lelaki itu membaca Qur’an tanpa wudhu’? Imam Ahmad menjawab: Ya, boleh. Tapi dia tidak boleh membaca di mashaf selagi dia tidak berwudhu’. Ini kerana telah sabit dari Nabi s.a.w: Tidak boleh menyentuh al-Qur’an kecuali orang yang suci. Begitulah juga yang telah dilakukan oleh para sahabat dan tabiein.
Syeikh al-Albani juga menyebut bahawa telah sabit dan sah riwayat yang mengatakan Sa’ad bin Abi Waqqas telah menyuruh anaknya Mus’ab supaya berwudhu’ dahulu sebelum menyentuh al-Qur’an. Ia diriwayatkan oleh Imam Malik dan al-Baihaqi dgn sanad yang sahih.
Beliau juga berkata bahawa beliau telah membaca kitab Fawa’id Abi Syu’aib dan mendapati Imam al-Baghawi telah bertanya Imam Ahmad ttg hadis ini. Imam Ahmad berkata: Aku harap ianya sahih.
Sebenarnya kesahihan hadis ini juga telah dinyatakan oleh Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah. Beliau telah berhujah dgn hadis ini di banyak tempat dalam kitabnya [lihat Majmu’ Fatawa 17/12 & 21/228]
Al-San’ani berkata: Kitab ‘Amru bin Hazmi telah sepakat diterima ramai. Ibnu Abdil Barri pula berkata: Ia seperti mutawatir kerana telah sepakat diterima ramai. Ya’qub bin Sinan juga berkata: Aku tidak tahu di sana ada sebuah kitab yang lebih sahih dari kitab ini. Sesungguhnya para sahabat dan tabiein merujuk kepadanya dan meninggalkan pendapat mereka sendiri. Al-Hakim berkata: Umar bin Abdul Aziz dan Imam zamannya, iaitu al-Zuhri telah menyaksikan bahawa kitab ini adalah sahih [lihat Subulussalam oleh al-San’ani 1/70]
2. Dalil golongan yang mengatakan boleh.
a. Ibnu Hazmi berkata: Membaca al-Qur’an, memegangnya, dan berzikir kepada Allah adalah perbuatan baik yang disunatkan dan diberi pahala kepada pelakunya. Sesiapa yang mengatakan ia kekadang (yakni dalam sesetengah keadaan) terlarang perlulah membawakan bukti! [al-Muhalla 1/78]
b. Hadis dalam Sahih Bukhari: dari Ibnu Abbas bahawa Abu Sufyan ketika beliau berada di Syam sebelum keislamannya telah dipanggil oleh Raja Rom. Kemudian dibawakan surat Nabi yang dihantar kepadanya yang menyeru beliau kepada Islam. Di dalam surat itu terdapat ayat 63 Surah Aali Imran.
Hujah mereka ialah Nabi telah menulis kepada Raja Rom yang kafir dan beliau telah memegangnya. Sekiranya orang kafir boleh pegang, maka lebih-lebih lagilah orang yang berhadas.
Pihak yang mengatakan haram menjawab: Surat tersebut mengandungi bukan saya ayat ini tetapi ada juga perkara lain. Ia sebenarnya sama dgn kitab Fekah atau Tafsir, dan Jumhur ulama’ mengatakan boleh memegangnya walaupun tidak berwudhu’.
Tetapi Ibnu Hazmi menjawab balik dgn berkata: Sekiranya kamu kata Nabi telah hantar satu ayat saya kepada Raja Rom, Nabi sebenarnya boleh hantar lebih banyak dari itu. Kamu kan ahlul Qiyas. Kalau kamu tak boleh qiyaskan ayat yang banyak dgn satu ayat, maka kamu jgn qiyaskan ayat lain dgn ayat ini!.
Sekian.
»»  READMORE... Jagat Raya: December 2011
KETIKA TAK PUNYA KESIBUKAN
BERHATI – HATILAH TERHADAP WAKTU MU

Sobat penting kita tahu bahwa setiap manusia itu pastinya mempunyai aktivitas yang terkadang aktivitas itu bisa menyibukan kita pada kebaikan dan bisa juga pada keburukan hal inilah yang harus digaris bawahi bahwa betapa berbahayanya waktu luang jika tidak dipergunakan dengan sebaik – baiknya.
Inilah yang harus kita perhatikan jika hati kita qalbu ini diisi dengan kebaikan maka kebaikankanlah yang akan menghiasi hati ini, namun sebaliknya jika hati ini diisi oleh keburukan maka keburukanlah yang akan menghiasi hati ini sobat, membiarkan waktu luang kita terbuang tak terasa telah membunuh sebagian dari semangatmu. Waktu luang itu ibarat semangat yang harus dipupuk yang sewaktu – waktu bisa hilang dan bisa diperlukan atau tidak diperlukan.
Sobat pergunakanlah waktu luang kita selagi ada waktu luang kita masih punya kesempatan untuk merubah itu .........
»»  READMORE... Jagat Raya: December 2011